Dan apabila gunung-gunung dihancurkan setelah dicabut dari bumi, diterbangkan di angkasa ketika terjadinya gempa yang amat dahsyat sehingga gunung-gunung itu terlepas dari dasarnya dan dilemparkan di angkasa seperti awan yang ditiup angin laksana kapas.
Untuk telaah ilmiah Surah at-Takwir/81: 1-3 ini, lihat pula telaah ilmiah Surah al-haqqah/69: 13-16 dan Surah al-Ma'arij/70: 8. Ketika terjadi proses ke arah Big Crunch itu, yaitu proses pemadatan atau penyusutan alam semesta, maka semua materi pecah kembali menjadi materi-materi fundamental seperti quark, elektron dan sebagainya. Gaya-gaya seperti gaya gravitasi, elektromagnetik, nuklir kuat dan nuklir lemah mulai menyatu kembali. Saat itulah benda-benda langit mulai kehilangan gaya-gaya gravitasinya, dan akibatnya terjadilah tabrakan-tabrakan dahsyat antar bintang, inilah gambaran 'bintang-bintang berjatuhan, karena kehilangan gaya-gaya gravitasinya.
Matahari yang juga merupakan jenis bintang mengalami hal sama. Ketika benda-benda langit saling mendekat, kekuatan gravitasi bagian luar boleh jadi akan melebihi cengkeraman kekuatan plasma di dalam bintang-bintang itu (termasuk matahari). Akibatnya adalah volume matahari dan bintang-bintang yang lain akan memuai. Matahari akan menjadi lebih besar volumenya, namun tekanan internalnya berkurang, dan cukup untuk menghentikan energi yang menghasilkan reaksi perpaduan nuklirnya. Akibatnya sinar matahari (yang memuai itu) akan meredup menjadi merah. Ketika pengembangan volume matahari telah mencapai maksimum, maka matahari akan mengalami kontraksi dan volumenya akan menurun dan menurun terus, mengecil yang akhirnya menjadi bintik hitam yang super-padat (dwarf black hole atau bintik hitam kerdil). Inikah yang dimaksud dengan matahari digulung pada ayat 1 di atas?
Benturan juga terjadi antar-planet, sehingga bumi berbenturan dengan planet-planet lainnya. Akibat peristiwa inilah terjadinya kehancuran gunung-gunung. Semua proses ini akan mengarah ke Big Crunch dan kembali menjadi singularity.